Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Klub BRI Super League dan Championship Penunggak Gaji yang Membangkang Putusan NDRC Terancam Pengurangan Poin

Klub BRI Super League dan Championship Penunggak Gaji yang Membangkang Putusan NDRC Terancam Pengurangan Poin

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-07 03:30:01
Dilihat:1 Pujian
Ketua umum PSSI, Erick Thohir saat mencoba kereta cepat Whoosh bersama dengan sejumlah perwakilan FIFA dari Stasiun Halim, Jakarta, ke Stasiun Tegalluar, Bandung, pada Senin (9/10/2023). (Bola.com/Abdul Aziz)

Jakarta - Klub BRI Super League dan Championship 2025/2026 penunggak gaji yang membangkang putusan National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia disebut terancam mendapatkan denda dan pengurangan poin.

NDRC bersama APPI, PSSI, dan I.League menggelar konferensi pers di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/8/2025) untuk mengumumkan bahwa NDRC Indonesia diakui oleh FIFA.

"Semuanya itu kan perlu dibenahi melalui ekosistemnya, tidak bisa langsung hitam putih. Kenapa sekarang Super League dan Championship kita pastikan harus ada lisensi klub? Supaya klub-klub mulai mengikuti aturan main yang jelas," ujar Erick Thohir. 

"Ada denda uang, nanti denda poin. Lalu, lisensi ini tidak cukup kalau I.League hanya menyuruh-nyuruh, tapi I.League harus sehat. Makanya kita perbaiki sistem kompetisi, VAR, dan wasit."

"Supaya orang percaya investasi di klub sepak bola. Jangan sudah investasi besar-besaran, di ujung ada match fixing. Ini yang kita perbaiki," jelas pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN RI itu.

 


Ungkapan Erick Thohir

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan keterangan di depan awak media mengenai program naturalisasi pada acara yang berlangsung di kantor Kementerian Hukum dan HAM RI, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/09/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Erick Thohir mengklaim I.League makin berkembang dari tahun ke tahun. Kondisi ini membuat operator kompetisi bisa menggaet sponsor-sponsor lain selain sponsor utama.

"Kompetisinya sekarang sehat, bisa ada VAR. PSSI membatasi intervensi hanya setiap tahun, dan kita atur supaya uang kembali ke I.League, I.League kembali ke klub. Bahkan dengan citra PSSI dan Timnas Indonesia yang baik, I.League sekarang mendapat sponsor tambahan," ungkap Erick Thohir.

"Klubnya sehat, kompetisinya sehat, sehingga kepastian pembayaran kontrak pemain juga jelas. Kalau klubnya sakit, I.League sakit, pasti pemain dikorbankan. Jadi kita jangan melihat hukum klub dan hukum pemain saja. NDRC kenapa kita lahirkan? Sebagai bagian dari check and balance yang fair. Sehingga tadi disampaikan, dia tidak condong."

"Mereka memproteksi pemain dan klub. Kami, PSSI, menjaga ekosistem liga supaya sehat. Klub Super League dan Championship sehat. Nanti kalau Super League dan Championship berkelanjutan, kami fokus ke pembangunan klub-klub amatir di daerah seperti Liga 4 supaya ada keseimbangan antara klub besar dan klub pembinaan," terangnya.

 

 


Banyak Klub Masih Tunggak Gaji

BRI Super League. (Bola.com/Wiwig Prayugi)

Wakil Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional (APPI), Achmad Jufriyanto, menjelaskan sejumlah tim BRI Super League, Championship, Liga 3, dan Liga 4 belum melunasi hak pemainnya.

Jufriyanto mengungkapkan bahwa empat klub BRI Liga 1 masih menunggak gaji 15 pemain dengan nominal Rp4,3 miliar. Dua tim di antaranya dalam korespondensi dengan APPI, sedangkan satu kesebelasan lainnya sedang diproses NDRC.

Untuk Championship, sembilan klub belum membayar upah pemainnya dengan total Rp3,6 miliar. Sedangkan Liga 3, beberapa kesebelasan menunggak gaji sebesar Rp2,5 miliar.

"Untuk kasus di BRI Super League, tiga tim masih dalam korespondensi dan satu klub sudah diproses NDRC. Total pembayaran yang belum diselesaikan itu sekitar Rp4,3 miliar. Jumlah pemainnya ada 15 dari empat tim," ucap Jufriyanto.

"Dua tim Championship masih dalam korespondensi dengan kami dan tujuh klub sudah dalam proses NDRC dengan total pembayaran yang belum diselesaikan Rp3,6 miliar."

"Untuk kasus di Liga 3, ada dua tim yang masih dalam korespondensi, empat tim sudah diproses NDRC. Total, dua tim belum menjalankan putusan NDRC dan satu tim belum menjalankan putusan DRC. Dengan total pembayaran yang belum diselesaikan sekitar Rp2,5 miliar," terang Jupe, karibnya disapa.

 


200 Sengketa

Sementara itu, Ketua NDRC Togi Pangaribuan, mengungkapkan pihaknya sedang memproses 200 laporan yang semuanya perihal aduan penunggakan gaji.

"Jadi, dari 200 putusan tersebut, seluruhnya soal tunggakan gaji," ucap Togi.

Lantas, berapa lama NDRC dapat memvonis suatu sengketa? Togi mengatakan bahwa prosedurnya bisa mencapai tiga hingga enam bulan.

"Kurang lebih prosesnya 3-6 bulan. Itu yang sedang kami percepat supaya ekosistem sepak bolanya sehat. Biasanya masalah muncul ketika kompetisi hampir berakhir, jadi kami berupaya mempercepat penyelesaian sebelum musim baru bergulir," jelasnya.

 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}