Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Sejarah Pahit Bhayangkara FC Vs Persebaya: Pernah Diselimuti Pertikaian Nama Klub

Sejarah Pahit Bhayangkara FC Vs Persebaya: Pernah Diselimuti Pertikaian Nama Klub

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-28 12:30:02
Dilihat:8 Pujian
Pemain Bhayangkara FC dan pemain Persebaya Surabaya saling bersalaman usai laga pekan ketiga BRI Liga 1 2022/2023 antara Bhayangkara FC melaran Persebaya Surabaya di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Minggu (07/08/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta - Pekan ke-14 BRI Super League 2025/2026 akan disuguhi big match Bhayangkara Presisi Lampung FC kontra Persebaya Surabaya. Pertarungan kedua tim akan dilangsungkan di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung, Jumat (28-11-2025) sore WIB.

Kedua tim membutuhkan poin penuh demi memperbaiki posisi di klasemen serta menebus hasil minor di pertandingan sebelumnya.

Bhayangkara FC keok 0-1 di markas tim promosi, PSIM Yogyakarta, sementara Persebaya gagal mengalahkan seteru abadinya, Arema FC, di kandang sendiri, setelah hanya berbagi poin 1-1.

Praktis, duel di Lampung nanti akan membuktikan tim mana yang lebih jago dalam memanfaatkan momentum.

Selain itu, aroma penuh pertikaian di masa lampau antara Bhayangkara FC dan Persebaya menjadi daya tarik tersendiri. Ya, kedua tim pernah berseteru di luar lapangan beberapa tahun silam.

Simak cerita selengkapnya, berikut ini.


Kronologi Pertikaian

Persebaya 1927 optimistis memenuhi syarat verifikasi yang ditentukan BOPI sebelum tampil jadi peserta turnamen ISL 2016. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Dalam perjalanannya, Bhayangkara FC menjadi klub yang paling sering berganti nama. Setidaknya tujuh kali mereka berubah nama. Nah, dari sinilah muasal sengketa yang terjadi antara Persebaya asli dengan Bhayangkara FC.

Persebaya diketahui merupakan satu di antara klub tertua dan bersejarah di sepak bola Indonesia. Persebaya dibentuk pada 1927, dan ikut membidani lahirnya PSSI pada 1930 bersama enam klub lainnya.

Sementara cikal bakal Bhayangkara FC berawal dari dualisme Persebaya Surabaya yang beralih ke LPI, kompetisi yang tak diakui PSSI. Ketika itu, Persebaya mengubah namanya menjadi Persebaya 1927 di bawah PT Persebaya Indonesia.

Di sisi lain, Bhayangkara FC berasal dari Persikubar Kutai Barat yang diboyong ke Surabaya dan diubah namanya menjadi Persebaya Surabaya oleh Wisnu Wardhana di bawah PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) pada 2010. Hal itu dilakukan agar Surabaya memiliki wakil di liga resmi PSSI.

Pada 2015, Persebaya milik PT MMIB tidak boleh mengikuti turnamen arahan Mahaka Sports & Entertainment yang bertajuk Piala Presiden 2015. Lantaran ingin menjadi peserta, mereka menambahkan kata "United" di tim tersebut.


Merger dengan PS Polri

Bhayangkara Presisi Lampung F di BRI Super League 2025/2026. (Dok. ileague.id)

Sejak lolos ke delapan besar, BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) mengisyaratkan untuk menanggalkan nama Persebaya kepada Persebaya United karena hak paten logo dan nama ada di tangan Persebaya 1927 di bawah PT Persebaya Indonesia.

Itulah mengapa, mereka lantas mengubah nama menjadi Bonek FC.

Namun, di Piala Jenderal Sudirman 2015, mereka kembali mengubah nama klub menjadi Surabaya United dikarenakan Bonek 1927 mengecam nama Bonek sebagai klub sepak bola, yang aslinya merupakan nama kelompok suporter.

Pada 12 April 2016, Surabaya United melakukan merger dengan tim yang mengikuti Piala Bhayangkara 2016, PS Polri, dan mengubah namanya menjadi Bhayangkara FC.

Surabaya United memakai Stadion Gelora Delta di Sidoarjo sebagai home base, dan akan mengikuti Indonesia Soccer Championship A 2016. Bahkan kemudian langsung menjadi kampiun Liga 1 2017.


Kembali ke Kasta Tertinggi

Bhayangkara Presisi Indonesia FC berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Persijap Jepara pada laga pekan ke-10 BRI Super League 2025/2026 di Stadion Sumpah Pemuda, Lampung, Sabtu (27/10/2025) sore WIB. (dok. Bhayangkara Presisi Indonesia FC)

Bhayangkara FC terdegradasi di akhir musim BRI Liga 1 2023/2024. Membuat mereka harus berjibaku di kasta kedua pada musim 2024/2025 dengan target kembali promosi ke Liga 1.

Bhayangkara FC pun menunjukkan kelas sebagai klub besar dan ambisius. Sebab, hanya butuh satu musim saja untuk berada di kasta kedua. Mereka kembali lagi mentas ke Liga 1, lingkungan Bhayangkara FC sejak bermusim-musim lamanya.

Tim yang berada di bawah naungan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ini pernah menjuarai Liga 1 musim 2017. Cukup konsisten di musim-musim berikutnya, tetapi pil pahit harus ditelan musim lalu. Mereka terdegradasi dari BRI Liga 1.


Adu Kekuatan

Bruno Moreira dalam pertandingan BRI Super League, Persebaya Surabaya vs Arema FC, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (22-11-2025). (Dok. persebaya.id)

Bhayangkara FC saat ini dibesut pelatih yang cukup pengalaman dengan sepak bola Indonesia, Paul Munster. Dari 12 laga, mereka mengumpulkan 18 poin dan nyaman di urutan ketujuh.

Bhayangkara memang baru menelan kekalahan dari PSIM pekan lalu, tetapi mereka tak terkalahkan di empat laga sebelumnya, bahkan mencatat tiga kemenangan.

Bhayangkara FC akan kembali mengandalkan Muhammad Ferarri, Slavko Damjanovic, Stjepan Plazonja, hingga striker gaek Ilija Spasojevic.

Di kubu Persebaya, mereka sedang oleng. Tim berjuluk Bajul Ijo ini berada di posisi kedelapan dengan poin 16, tepat di bawah Bhayangkara FC. Namun, inkonsistensi masih menyelimuti tim Kota Pahlawan.

Untuk meladeni Bhayangkara FC, Persebaya juga belum punya pelatih baru. Eduardo Perez mengundurkan diri setelah hasil imbang kontra Arema akhir pekan kemarin.

Situasi itu praktis membuat Bruno Moreira, Francisco Rivera, dan Gali Freitas harus lebih bekerja keras di markas Bhayangkara FC.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}