Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Plus dan Minus Menjamurnya Kiper Asing di Klub Indonesia: Tantangan Terbuka bagi Pemain Lokal

Plus dan Minus Menjamurnya Kiper Asing di Klub Indonesia: Tantangan Terbuka bagi Pemain Lokal

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-12 11:30:02
Dilihat:0 Pujian
Kiper Dewa United, Sonny Stevens pada laga pekan ketiga BRI Liga 1 2023/2024 antara Persib Bandung melawan Dewa United di Stadion GBLA, Bandung, Jumat (14/07/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta BRI Super League sebagai kasta tertinggi sepak bola di Tanah Air, tak henti-hentinya menyajikan dinamika menarik. Salah satu topik yang kerap menjadi perbincangan hangat adalah fenomena klub-klub yang memilih untuk menggunakan jasa penjaga gawang asing.

Keputusan ini, seperti dua sisi koin, membawa dampak positif dan negatif yang signifikan bagi perkembangan sepak bola nasional, khususnya di posisi krusial ini.

Mantan kiper nasional yang sudah malang melintang membela klub-klub Indonesia, Shahar Ginanjar menyebut pemakaian kiper asing oleh 11 klub peserta kompetisi BRI Super League menorehkan dua dampak yakni dampak positif dan dampak negatif.

"Tanggapannya atas keputusan 11 klub memakai jasa kiper asing tidak ada masalah karena semua tentang kebutuhan team dan pelatih, terutama dana dan target. Dampak positif, kiper lokal bisa mendapatkan ilmu dan faktor lain seperti segi mental bertanding ,leader dan koordinasi antara kiper dan pemain bertahan lainnya," kata mantan kiper Persib Bandung itu kepada Bola.com, Senin malam (11/8/2025).


Persaingan

Van Basty Sousa (kanan) berduel dengan kiper Arema FC, Lucas Frigeri dalam laga persahabatan yang diselenggarakan di markas kebanggaan Macan Kemayoran, Jakarta International Stadium (JIS), Sabtu (26/7/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

Dari sisi positif, penggunaan kiper asing sejatinya membawa angin segar dalam meningkatkan kualitas kompetisi BRI Super League. Kehadiran mereka seringkali diiringi dengan standar profesionalisme dan pengalaman bertanding di level yang lebih tinggi.

Hal ini secara langsung dapat meningkatkan kualitas permainan secara keseluruhan dan membuat pertandingan menjadi lebih menarik. Klub-klub yang memiliki kiper asing tangguh cenderung memiliki pertahanan yang lebih solid, yang pada akhirnya memicu tim lawan untuk berinovasi dalam strategi menyerang mereka.

Selain itu, keberadaan kiper asing juga bisa menjadi motivasi bagi kiper lokal untuk terus berkembang. Mereka melihat secara langsung bagaimana seorang penjaga gawang profesional dari luar negeri berlatih, berkompetisi, dan menjaga performanya.

Ini bisa menjadi dorongan untuk meningkatkan etos kerja, disiplin, dan kemampuan teknis agar mampu bersaing. Proses adaptasi dan interaksi di dalam tim juga dapat menjadi wadah transfer ilmu dan pengalaman yang berharga.


Regenerasi Kiper Lokal

Kiper Adi Satryo menjalani debut di Arema saat menjamu PSBS Biak pada pekan pertama BRI Super League 2025/2026 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (11/8/2025). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Di sisi lain, penggunaan kiper asing juga menimbulkan kekhawatiran serius, terutama terkait dengan regenerasi penjaga gawang lokal. Dengan jatah slot pemain asing yang terbatas, sebagian besar klub memilih untuk menggunakannya di posisi penyerang, gelandang, atau bek tengah.

Ketika jatah tersebut juga dialokasikan untuk kiper, maka peluang bagi penjaga gawang muda Indonesia untuk mendapatkan jam terbang di level tertinggi menjadi semakin sempit.

Akibatnya, talenta-talenta lokal potensial mungkin kesulitan menembus tim utama dan harus puas menjadi pelapis atau bahkan terpaksa mencari klub di liga yang lebih rendah. Ini tentu menghambat proses pematangan dan pengembangan mereka di lingkungan kompetitif yang intens.

Jika situasi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin kita akan mengalami krisis kiper berkualitas di masa depan, terutama untuk level tim nasional.

"Dampak negatifnya, pembinaan kiper lokal akan sedikit mendapatkan jam terbang di kasta tertinggi liga. Walaupun latihan bersama tapi seorang kiper tetap membutuhkan jam terbang agar dapat pengalaman. Saat dapat jam terbang dan pengalaman, kiper lokal bisa bermain di Liga 2, tetapi impian semua pemain bola ingin bermain di kasta tertinggi untuk mendapatkan kualitas yang baik juga," ujarnya pria yang pernah mengawal gawang Persija ini.


Mencari Titik Keseimbangan

Fenomena penggunaan kiper asing di BRI Super League adalah sebuah dilema yang kompleks. Di satu sisi, kehadiran mereka mampu mengangkat standar dan kualitas liga. Di sisi lain, hal ini berpotensi membonsai kesempatan kiper lokal untuk berkembang. Lalu, bagaimana solusinya?

PSSI dan operator liga perlu mencari titik keseimbangan yang tepat. Beberapa opsi bisa dipertimbangkan, seperti meninjau ulang regulasi kuota pemain asing, apakah perlu ada pembatasan khusus untuk posisi kiper.

Kemudian, menggenjot program pembinaan penjaga gawang dari usia dini, memastikan mereka mendapatkan pelatihan yang komprehensif dan berkualitas.

Dan memberikan apresiasi atau insentif kepada klub-klub yang aktif memberikan jam terbang kepada kiper lokal binaannya.

Pada akhirnya, tujuan utama haruslah selaras: menciptakan Liga 1 yang kompetitif sekaligus mendukung pertumbuhan bakat-bakat lokal agar sepak bola Indonesia dapat terus berprestasi di kancah domestik maupun internasional. Tanpa kiper-kiper lokal yang mumpuni, pondasi Tim Nasional Indonesia pun akan rapuh.

"Solusi lainnya dari federasi harus membuat kompetisi lagi di luaran liga 1, contoh seperti Piala Indonesia ,atau Copa Indonesia lagi. Agar jadi ajang mendapatkanya jam menit bermain bagi para pemain yang kurang dapat jam terbang. Karena semakin sedikit jam terbang ,kedepannya semakin susah pemain akan mencari klub yang diminati atau dicita-citakan," kata Shahar Ginanjar.

 


Daftar Klub Super League yang menggunakan jasa kiper asing:

1.Adam Przybek (Persib Bandung)

2.Carlos Eduardo (Persija Jakarta)

3.Arthur Augusto (Semen Padang)

4.Igor Rodrigues (Persita Tangerang)

5.Sonny Stevens (Dewa United)

6.Alan Jose (Maluku United)

7.Mike Houptmeijer (Bali United)

8.Leonardo Navacchio (Persik Kediri)

9.Lucas Frigeri (Arema FC)

10.Kadu Monteiro (PSBS Biak)

11.Rodrigo Moura (Persijap Jepara)

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}